FORUM PENGANTAR AKUNTANSI 2 MINGGU KE - 11



Nama   : Nadya Wardah Budiman
Kelas    : 2KA22
NPM    : 15118169

Sistem Akuntansi Biaya Menurut Pesanan




Penetapan Sistem Akutansi Menurut Pesanan

Penetapan sistem akutansi menurut pesanan memiliki hal terpenting yaitu pencatatan bentuk tolak dari seluruh dokumen yang digunakan dan dijadikan dasar untuk ayat-ayat jurnal. Bagi pimpinan dokumen ini dianggap penting karena dalam membuat atau memutuskan suara tindakan atau suatu perencanaan dan juga dalam pengendalian terhadap suatu cara,prosedur,penerapan didalamnya terdapat persamaan dengan sistem akutansi biaya menurut proses,seperti : memperoleh bahan, menyimpan dan mengeluarkannya.

  •  BAHAN MENTAH (RAW MATERIALS)
Karena terdapat pesanan, maka departemen yang bertugas melaksanakan pesanan tersebut,pasti akan membuat perencanaan terlebih dahulu yakni rencana produksi yang meliputi:
Bahan baku yang dibutuhkan dengan Surat Permintaan Pembelian (purchase requisition). Surat ini menjadi pedoman bagian pembelian agar bisa melakukan pemesanan atau dasar untuk mengirim order pembelian (purchase order).Setibanya pesanan petugas akan mengadakan pemeriksaan. Benar atau tidaknya jumlah pesanan yang dilakukan tersebut. Apabila sudah disetujui. Bagian pembelian menunjukan Bukti Penerimaan Bahan (Receiving Report) yang memuat jumlah kondisi barang yang diterima.Penerimaan ini dicatat dengan mendebit perkiraan Bahan Baku (Material) dan sebaliknya untuk perkiraan Hutang Dagang (Kas dicatat disebelah kredit). Selanjutnya terdapat Buku bahan baku (Material ledger), yaitu perkiraan bahan baku di dalam buku besar perkiraan tersebut adalah pengendali yang dibuat per jenis bahan baku dan merupakan sub buku besar.
Material ledger
Bagian produksi memulai aktivitasnya dengan membuat Bon Pengeluaran Bahan (Material Requisition). Ikhtisar bon pengeluaran secara periodik menjadi bukti agar dapat memindahkan biaya bahan baku dan perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan pengendalian barang dalam proses (work in proces) dan biaya fabrikase (factory overhead). Biaya yang dipindahkan itu adalah biaya bahan baku langsung yang dibebankan untuk semua pesanan.

Jalannya arus produksi dapat digambarkan seperti ini : 


Pencatatan bahan baku sebaiknya diterapkan sistem balance permanen, manfaatnya antara lain :
1.       Memungkinkan perhitungan persediaan secara fisik dilaksanakan secara merata dan tidak menumpuknya pekerjaan pada akhir periode.
2.       Pembebanan bahan baku ke pekerjaan & biaya fabrikase dilakukan tepat dan cepat
3.       Keuntungan lainnya mengetahui perbedaan -perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan jumlah menurut pembukuan.


  •     UPAH (WAGES)
Upah buruh : biaya yang tidak terwujud.biaya upah dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Sistem ini harus dilakukan dengan seksama mengenai perlakuan upah langsung, agar:
1.       Dapat mengetahui jumlah upah yang tepat untuk diberikan kepada buruh
2.       Pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan Biaya Fabrikase dan masing - masing pesanan.

Arus upah pekerja dapat digambarkan seperti ini :

Setiap jumlah jam kerja buruh dicatat di kartu jam(stock card) atau kartu kelua masuk( in and out cards). Untuk jam kerja setiap buruh untuk biaya fabrikase dicatat dalam kurun waktu(time ticket/time card).
Dengan adanya kartu ini jumlah waktu yang dipakai oleh seorang karyawan dan biaya pekerja untuk tiap pesanan, atau overhead pabrik dapat dicatat dan diperoleh dengan mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung penghasilan karyawan dengan upah per jam.

  • BARANG DALAM PROSES (WORK IN PROCES)
Terdapat 3 unsur biaya yaitu :
     Bahan langsung (Direct Materials)
     Upah langsung (Direct labor)
     Biaya fabrikase (Factory overhead)

Ketiga unsur tesebut dialokasi kan ke perkiraan Barang dalam proses dengan angka yang sudah diikhtisarkan terlebih dahulu, sedangkan perincian mengenai pemakaian bahan, upah langsung atau biaya fabrikase dapat dilihat dari kartu pekerjaan (Job cust sheet). 

Pencatatan ke job cost sheet diambil dari bon -bon pengeluaran bahan kartu waktu yang memuat perinciannya. Setelah pekerjaan selesai, maka data ini diikhtisarkan sehingga dapat diketahui biaya per unit. Data sebagai dasar untuk memuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan hasil selesai (finishing goods) dan mengkredit perkiraan barang dalam proses (work in process)
Jika jumlah yang dibebankan melebihi jumlah yang sesungguhnya maka perkiraan overhead pabrik akan memiliki saldo kredit. Ini disebut dengan overapplied atau overabsorbed (kelebihan pembebanan). Sedangkan jika jumlah yang dibebankankurang dani biaya sesungguhnya maka perkiraaan ovrhead pabnk akan memiliki saldo debet. Ini yang disebut dengan underapplied atau underabsorbed (kelebihan pembebanan).



  • HASIL SELESAI DAN HARGA POKOK PENJUALAN
Perkiraan pengendali (controlling account) disebabkan angka yang dicatat ke dalam perkiraan ini hanya merupakan ikhtisar dari buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang mempunyai perkiraan - perkiraan untuk tiap - tiap barang yang dihasilkan
Perkiraan yang mencatat setiap barang yang dihasilkan dinamakan buku besar hasil selesai (finished goods ledger or stock ledger). Bentuk perkiraan dalam buku besar hasil selesai tergambar di bawah ini





Untuk setiap penjualan. harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga pokok penjualan dan mengkreditkan harang jadi. Harga jual dari harang yang terjual dicatat dengan mendebit piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika barang dikembalikan oleh pembeli dan dimasukkan.kembali kedalam persediaan. Maka harus dilakukan pendebitan barang jadi dan mengkreditkan harga pokok penjualansejumlah harga pokoknya.










Komentar

Postingan Populer